Di tengah jerit jangkrik pagi ini
Udara menangis
Meninggalkan tetesan air mata pilu
Entah kenapa
Air matanya menyejukkan pagi
Di sela sinar mentari yang menyeruak
Udara menangis
Meninggalkan bekas jejak air mata sendu
Entah kenapa
Air matanya menyegarkan pagi
Di balik kaca dengan embun
Aku menangis
Meninggalkan air mata yang tidak tahu lari ke mana
Mungkin ke hati
Mungkin juga ke hatimu
Mungkin...
Seperti udara pagi yang menangis karena waktu membuatnya
mengenal tetes embun
Aku menangis karena cinta membuatku
mengenal air mata
Brahmani Dewa Bajra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar