Pagi itu buta
Pukul entah berapa aku berkelana
Mencoba terjaga
Sayup - sayup aku mendengar
suara kesunyian
atau mungkin kesepian
Dari sebuah benih dalam tanah
Meratapi nasibnya yang pasrah
Sebut aku gila,
tapi aku yakin ia tidak pernah sendiri
Aku yakin ada tanah bersamanya
Senantiasa melindungi dan menyertai
"Aku sedih"
Cerita si benih sambil terisak
"Aku sedih"
Cerita si benih sambil berurai air mata
"Aku sedih"
"Ada apa?"
Tanya tanah
"Aku akan pergi sebentar lagi"
Jawab benih
"Ke mana?"
Tanya tanah
"Ke tanah yang lain"
Jawab benih
"Kenapa?"
Tanya tanah"
"Mereka bilang di sana lebih subur"
Jawab benih
"Mereka bilang di sana lebih gembur"
Jawab benih
"Mereka bilang di sana lebih makmur"
Jawab benih
"Maka aku mendukungmu, pergilah dan tumbuhlah di sana...
Sebelum akarmu tertancap terlalu dalam di sini"
pagi itu buta
dan mendadak sunyi
mungkin pagi itu cinta
tidak terlihat, dan tidak terkata
Brahmani Dewa Bajra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar