Rabu, 03 September 2014

Percakapan Sunyi Pagi Buta


Pagi itu buta
Pukul entah berapa aku berkelana
Mencoba terjaga
Lebih pagi dari unggas tak tahu jenis apa

Sayup - sayup aku mendengar
suara kesunyian
atau mungkin kesepian
Dari sebuah benih dalam tanah
Meratapi nasibnya yang pasrah

Sebut aku gila,
tapi aku yakin ia tidak pernah sendiri
Aku yakin ada tanah bersamanya
Senantiasa melindungi dan menyertai

"Aku sedih"
Cerita si benih sambil terisak
"Aku sedih"
Cerita si benih sambil berurai air mata
"Aku sedih"

"Ada apa?"
Tanya tanah

"Aku akan pergi sebentar lagi"
Jawab benih

"Ke mana?"
Tanya tanah

"Ke tanah yang lain"
Jawab benih

"Kenapa?"
Tanya tanah"

"Mereka bilang di sana lebih subur"
Jawab benih
"Mereka bilang di sana lebih gembur"
Jawab benih
"Mereka bilang di sana lebih makmur"
Jawab benih

"Maka aku mendukungmu, pergilah dan tumbuhlah di sana...

Sebelum akarmu tertancap terlalu dalam di sini"

pagi itu buta
dan mendadak sunyi

mungkin pagi itu cinta

tidak terlihat, dan tidak terkata

Brahmani Dewa Bajra


Tidak ada komentar:

Posting Komentar