Pagi ini subuh mendelik. Kita berbagi sepiring sahur yang sejak pukul lima pagi itu sudah dihidangkan langit timur dan adzan surau, tanpa kita pesan.
Lagi-lagi, temaram menjadi awal kecurigaan dari gejala musim yang ditakutkan langit. Berapa banyak lagi sajak yang harus kutulis di linimasaku pagi ini?
Untuk menghargaimu, atau untuk melibatkan diri masuk dalam putaran indah yang dibuat oleh waktu.
Tangan kita saling menggenggam, memang.
Duduk berhadapan, mendatangkan tafsir yang tak janggal untuk beberapa pasang mata yang memandang.
Kita adalah sepasang butir embun yang tak membutuhkan apa-apa,
saat itu.
Lagi-lagi, temaram menjadi awal kecurigaan dari gejala musim yang ditakutkan langit. Berapa banyak lagi sajak yang harus kutulis di linimasaku pagi ini?
Untuk menghargaimu, atau untuk melibatkan diri masuk dalam putaran indah yang dibuat oleh waktu.
Tangan kita saling menggenggam, memang.
Duduk berhadapan, mendatangkan tafsir yang tak janggal untuk beberapa pasang mata yang memandang.
Kita adalah sepasang butir embun yang tak membutuhkan apa-apa,
saat itu.